SUMBAR, - Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) resmi diluncurkan di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumbar, Senin (4/7/2022).
Diluncurkan pada momentum peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) tahun 2022, program ini ditujukan untuk pencegahan terjadinya gizi buruk terhadap anak-anak, yang dominan menyebabkan stunting.
Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar Fatmawati mengungkapkan, BAAS merupakan program yang digagas BKKBN untuk merangkul pemangku kepentingan dalam mempercepat penurunan stunting, dengan sasaran yang telah ditentukan.
Dia mengatakan Program BAAS dibuat berbasiskan pada aplikasi perangkat lunak dan memiliki target prioritas anak asuh yakni bayi di bawah usia dua tahun.
Baca juga:
Pengusaha Diajak Ngupi Indah di MPP Padang
|
“Sedangkan penerima manfaat adalah keluarga berisiko stunting pra sejahtera dan tidak memiliki asuransi kesehatan, terutama para balita dengan orang tua pra sejahtera (tidak punya penghasilan tidak makan makanan beragam), ” ungkap dia usai peringatan Harganas tingkat Sumbar di Padang, Senin (4/7/2022).
Bapak asuh yang tergabung dalam program itu memiliki konsep, setiap donatur akan membantu anak-anak asuhnya yang terkena stunting dan berasal dari keluarga tidak mampu, berupa dana yang akan digunakan oleh TPK untuk membuat makanan yang sehat dengan gizi seimbang.
“Terkait kebutuhan biaya yang dikontribusikan dari bapak asuh ke anak asuh, kira-kira Rp500 ribu per anak per bulan, ” katanya
Menurutnya setiap hari anak asuh akan menerima asupan gizi senilai Rp15 ribu untuk tiga kali makan selama 30 hari.
“Jadi anak asuh dalam sebulan akan menerima asupan gizi senilai Rp450 ribu. Untuk yang Rp50 ribu kami sisihkan untuk kader pendamping karena harus ke sana ke sini, berat tugasnya, ” ujar dia.
Dia menambahkan stunting menjadi ancaman nyata bagi masa depan anak-anak. Bahkan, kasus stunting di Indonesia kini masih mencapai 24, 4 persen atau melebihi standar dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Dengan demikian, BKKBN akan terus menyempurnakan aplikasi tersebut bersama dengan data terbaru anak yang mengalami stunting di seluruh daerah guna menciptakan keluarga berkualitas.
“BKKBN terus berupaya dengan berbagai cara untuk mencapai target penurunan stunting nasional menjadi 14 persen pada 2024, ” tutupnya.
Sementara itu Gubernur Sumbar, Mahyeldi yang hadir kesempatan tersebut mengungkapkan, Program Bapak Asuh Anak Stunting merupakan salah satu implementasi dari Keluarga Berbagi.
“Hal ini perlu kita dukung bersama untuk membantu keluarga-keluarga yang memiliki anak stunting dan keluarga berisiko stunting, ” ajaknya.
Untuk diketahui, sebagaimana amanah Presiden RI, Bapak Joko Widodo penurunan Stunting harus di angka 14%, posisi Sumatera Barat tahun 2021 menurut hasil SSGI masih 23, 3%.
“Hal ini jika tidak bisa kita turunkan Sumber Daya Manusia di Sumatera Barat akan jauh ketinggalan, ” ingat Gubernur.(**)